Ruang Gorontalo– Wakil Gubernur Gorontalo, Idah Syahidah Rusli Habibie, menegaskan pentingnya ketepatan waktu dalam distribusi makanan bagi peserta Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Penegasan itu disampaikannya saat melakukan evaluasi langsung di Sentra Penyedia Pangan Gizi (SPPG) yang berlokasi di Jalan Azis Umar, Desa Balahu, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo, Senin (20/10/2025).
Kunjungan lapangan yang dilakukan sejak dini hari itu menunjukkan keseriusan Idah dalam memastikan pelaksanaan program MBG berjalan sesuai standar, baik dari sisi ketepatan waktu, kualitas gizi, maupun keamanan pangan.
Distribusi Tepat Waktu Jadi Kunci
Dalam peninjauan tersebut, Idah mendapati bahwa proses persiapan makanan untuk balita dan ibu hamil dilakukan terlebih dahulu, sementara porsi untuk anak sekolah — terutama TK dan SD — belum disiapkan.
Padahal, menurut ketentuan dari Dinas Kesehatan, porsi untuk anak-anak sekolah harus lebih dahulu selesai agar dapat dikirim ke sekolah antara pukul 07.30 hingga 08.00 pagi.
“Sesuai aturan dari Dinas Kesehatan, porsi untuk anak TK dan SD harus lebih dulu disiapkan karena distribusinya sekitar pukul 07.30 sampai 08.00. Jadi jangan sampai anak-anak terlambat makan,” tegas Idah dengan nada serius.
SPPG di bawah naungan Yayasan Pendidikan dan Pangan Nur Tivanty itu diketahui memproduksi sekitar 2.788 porsi makanan setiap harinya, yang disalurkan ke 18 satuan pendidikan, mulai dari TK, PAUD, SD, SMP, SMA, hingga bagi balita dan ibu hamil di wilayah sekitar.

Baca Juga: 2.459 PPPK Paruh Waktu Resmi Dilantik Wagub Idah Ini Penghargaan
Pastikan Makanan Aman dan Higienis
Dalam sidak yang turut dihadiri tim dari Dinas Pangan, Dinas Kesehatan, Badan POM, dan Polda Gorontalo itu, Idah menegaskan bahwa kehadirannya bukan untuk mencari kesalahan, tetapi untuk memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi anak-anak benar-benar layak dan aman.
Ia juga memeriksa kondisi dapur, gudang bahan basah dan kering, serta alat transportasi yang digunakan untuk mendistribusikan makanan ke sekolah-sekolah. Dari hasil evaluasi, ditemukan beberapa hal yang perlu segera dibenahi, khususnya terkait kenyamanan dan keselamatan pekerja dapur.
“Dapurnya panas sekali karena tidak ada cerobong asap. Selain itu, relawan MBG juga harus tahu cara menggunakan alat pemadam kebakaran (Apar). Tadi saya tanya ada tidak yang tahu, ternyata tidak semua tahu. Padahal ini penting karena mereka berhadapan langsung dengan api setiap hari,” jelasnya.
Perhatikan Menu dan Ketahanan Makanan
Tak hanya menyoroti aspek teknis dapur, Wagub Idah juga memberikan perhatian pada kualitas menu yang disajikan kepada anak-anak. Menurutnya, jenis sayuran yang digunakan perlu disesuaikan dengan ketahanan waktu konsumsi, mengingat makanan dikirim lebih awal dan baru disantap beberapa jam kemudian.
“Kalau bisa jangan pakai sawi hijau atau caisim karena cepat pahit setelah beberapa jam. Ganti saja dengan sawi putih agar anak-anak tetap mau makan,” sarannya.
Saran tersebut mendapat sambutan positif dari pihak pengelola SPPG, yang menyatakan siap melakukan penyesuaian agar menu yang disajikan tidak hanya bergizi, tetapi juga tetap lezat dan menarik bagi anak-anak.





